Indonesia
Gamereactor
artikel

Hidup segan mati tak mau: 5 game yang hampir terkikis waktu

Mungkin umur mereka masih muda, namun Malaikat Maut telah mengawasi.

HQ

Ada banyak sekali game dan seri yang kini rasanya hampir terlupakan oleh waktu: Jak and Daxter, Turok, dan Earthworm Jim hanyalah beberapa di antaranya. Nama-nama tersebut adalah franchise-franchise klasik yang dicintai, namun tanpa adanya game-game baru dalam franchisenya, mereka seakan telah mati. Saat memikirkan soal hal ini, kami jadi terpikir juga soal beberapa game yang sudah hampir terlupakan oleh waktu, game-game yang masih hidup, namun sama sekali tak terlihat sehat.

Rocket Arena

Tahun kemarin, EA meluncurkan game shooter arena 3v3 mereka, Rocket Arena. Titel yang dikembangkan oleh Final Strike Games ini menggabungkan beberapa mode game arcade dengan pertarungan PvP berbasis proyektil. Game ini cukup menyenangkan, dan memiliki konsep yang unik, berkisar pada petarung dengan kemampuan dan serangan yang unik. Namun, meskipun game ini memiliki potensi yang besar, ia kesulitan mempertahankan pemainnya. Kini, 16 bulan setelah diluncurkan, jumlah pemain game ini di Steam bisa dihitung jari, dengan jumlah pemain terbanyak dalam satu waktu mencapai 1136 pemain (yang tercapai saat gamenya diluncurkan).

Di bulan Desember 2021 ini, ajaibnya game ini masih hidup, meskipun dengan dukungan yang minim. Season 4 diluncurkan pada bulan Juli silam, dan ada hotfix yang dirilis awal September lalu, namun nampaknya nasib Rocket Arena telah digariskan mengingat studio pengembang game ini nampak tengah mengerjakan title baru yang belum diumumkan.

Ini adalah iklan:
Hidup segan mati tak mau: 5 game yang hampir terkikis waktu

Hyper Scape

Di puncak tren genre battle royale, Ubisoft ingin memasuki ranah yang terlihat lukratif ini dengan meluncurkan HyperScape yang bergaya futuristik. Game ini punya semua trope battle royale yang umum dijumpai dan pada dasarnya hanya menyajikan sesuatu yang sudah umum di sub-genre ini, dan tak heran bahwa setahun setelahnya, masa depan game tembak-menembak ini terlihat suram.

Ubisoft masih belum resmi memutuskan nasib HypeScape, meski update terakhir untuk game ini diluncurkan pada April 2021. Menimbang bahwa akun Twitter untuk game ini juga tidak mengepos apa-apa sejak Juni lalu, mungkin aman untuk berasumsi bahwa cerita game ini telah usai.

Ini adalah iklan:
HQ

Godfall

Yang satu ini bisa dibilang kasus aneh. Game ini nampak seperti tengah berada di ambang hidup dan mati, dan harus disokong untuk bisa bertahan hidup. Jika kami menulis artikel ini di bulan Mei silam, mungkin kami akan mengatakan bahwa Godfall sudah akan mati, setelah rilisnya yang mengecewakan. Game ini memang cantik, namun ia punya kekurangan besar dalam mekanika gameplay yang melelahkan dan cerita yang membosankan, namun setelahnya, game ini telah menerima banyak perbaikan, pembaruan, dan bahkan sebuah ekspansi, yang menyelamatkannya dari perjalanan mengarungi sungai Styx.

Namun, mempertimbangkan semua ini, tak sulit untuk melihat Godfall karya Counterplay ini sebagai salah satu game yang terlupakan oleh waktu. Meski telah menerima banyak pembaruan dan rilisan baru, game ini nampak tidak menarik perhatian di tengah pasar yang kompetitif, dan kami tidak akan heran apabila tahun depan game ini telah dianggap telah menemui ajalnya, atau setidak-tidaknya sekarat.

Hidup segan mati tak mau: 5 game yang hampir terkikis waktu

Bleeding Edge

Ya, sudah diputuskan bahwa Bleeding Edge tengah berada di momen-momen terakhirnya dan siap menemui ajal. Meski begitu, game ini entah mengapa masih saja aktif. Meskipun Ninja Theory mengumumkan secara resmi di bulan Januari 2021 bahwa Bleeding Edge tidak akan mendapatkan konten baru lagi, game PvP ini masih belum resmi menutup pintunya, sebuah kabar baik untuk empat pemainnya yang masih aktif di Steam.

Yap, benar sekali. Pada saat artikel ini ditulis, puncak jumlah pemain game ini di Steam dalam 24 jam terakhir adalah 4 orang, pas untuk membentuk satu tim dalam pertandingan kompetitif. Memang, game ini pun bisa dinikmati lewat platform lain, dan mungkin ada pemain lain juga di sana. Namun realitanya, mungkin tidak banyak juga pemain yang ada di sana. Kami mengangkat game ini karena Bleeding Edge, meski sudah di ambang ajal, masih dijual seharga £24.99 (sekitar 470 ribu rupiah) di Steam. Memang dunia ini gila.

Hidup segan mati tak mau: 5 game yang hampir terkikis waktu

Titanfall

Tidak seperti Bleeding Edge yang tak bisa menerima kenyataan, atau Godfall yang tak bisa bertahan hidup meski dengan dukungan yang mumpuni, Titanfall adalah game yang pelan-pelan diantar ke liang lahat meski para fans-nya tengah berjuang keras untuk mencegah hal ini terjadi.

Respawn telah menarik game ini dari rak-rak toko dan layanan berlangganan, dan seakan telah memutus tali penyambung hidupnya, namun pengembang ini masih memelihara servernya karena masih ada saja pemain yang menyambangi game tembak-menembak ini. Kasus ini adalah salah satu yang benar-benar sedih karena Malaikat Maut nampaknya datang terlalu awal, dan meskipun Titanfall masih hidup dalam Titanfall 2 dan Apex Legends, sang waktu tengah berjuang keras untuk membuat yang satu ini tinggal sejarah.

HQ


Loading next content