Prancis mempertimbangkan untuk memotong hari libur nasional untuk mengatasi lonjakan utang
Rencana anggaran Perdana Menteri François Bayrou memicu kemarahan karena Senin Paskah dan Hari Kemenangan menghadapi potensi penghapusan.
Berita terbaru tentang Prancis. Dalam langkah untuk menghadapi krisis utang Prancis yang semakin dalam, Perdana Menteri François Bayrou telah mengusulkan penghapusan dua hari libur nasional (Senin Paskah dan Hari Kemenangan) sebagai bagian dari rencana anggaran tahun depan.
Perdana Menteri François Bayrou, perdana menteri sentris, mengatakan: "Seluruh bangsa harus bekerja lebih banyak agar aktivitas negara secara keseluruhan meningkat, dan agar situasi Prancis membaik. Setiap orang harus berkontribusi pada upaya ini."
Proposal itu, bagaimanapun, telah menuai kritik keras dari seluruh spektrum politik. "Membatalkan dua hari libur adalah serangan langsung terhadap sejarah kami, akar kami, dan Prancis yang bekerja," kata Jordan Bardella. "Tidak ada anggota parlemen RN yang akan menerima tindakan yang sama dengan provokasi."
Dengan para pemimpin oposisi mengecamnya sebagai serangan terhadap pekerja dan memori nasional, Perdana Menteri François Bayrou menegaskan negara itu harus "bekerja lebih banyak" untuk mencegah keruntuhan ekonomi, tetapi tanpa mayoritas di parlemen, masa depan rencana itu tetap tidak pasti.
