Indonesia
Gamereactor
berita
Beat Saber

Beat Saber hadirkan musik untuk tuna rungu dengan Subpac

Beat Games meningkatkan inklusivitas mereka dengan menghadirkan Subpac bagi komunitas tuna rungu.

HQ

Pada sebuah acara di London baru-baru ini, Beat Games mengumumkan kerja sama mereka dengan Subpac untuk menyajikan game ritme mereka Beat Saber pada komunitas dengan gangguan pendengaran.

Dalam sebuah video yang dibuat oleh CEO dan komposer Beat Games Jaroslav Beck, yang dikenal akan karyanya dalam video-video pendek Overwatch, berbagai trailer Battlefield, dan juga trailer perkenalan yang fantastis dari StarCraft: Legacy of the Void, ia bercerita pada audiens tentang hasratnya dalam membuat musik dan kekhawatirannya menjadi tuli sebagai komposer. Ia lalu bercerita tentang seorang komposer asal Ceko Bedřich Smetana, yang membuat karya terbaiknya setelah ia kehilangan pendengarannya, menekankan bahwa kehilangan pendengaran bukanlah akhir dari karier musik seseorang.

Lalu ia akhirnya sampai ke maksud dari acara itu sendiri. Meski memang memungkinkan seorang dengan pendengaran terbatas untuk memainkan Beat Saber tanpa audio, menggunakan visualnya sebagai pemandu, Beck dan studio gamenya telah berpartner bersama Subpac untuk menambahkan pengalaman dan inklusivitasnya. Subpac adalah sebuah subwoofer yang dapat dipakai, yang dapat menghadirkan dunia Beat Saber dalam sebuah fase evolusi, memastikan bahwa pemain dapat merasakan sentuhan dari dentuman musik, tak hanya sekadar melihatnya di layar. Meski Subpac tidak murah, dengan harga USD349 (sekitar Rp4,9 juta), mungkin ini saja setimpal untuk beberapa orang yang ingin meningkatkan pengalaman mereka ke level berikutnya.

Tujuan dari acara di London ini, adalah untuk menginvestigasi bagaimana orang menanggapi sistem ini dan dengan menonton video tersebut, kerja sama ini tampaknya berhasil. Penari tuna rungu Chris Fonseca, pendiri Deaf Rave dan koreografer Troi Lee dan anggota Deaf Rave Matthew Taylor sangat terkesan dengan alat tersebut. Meski mereka belum memainkan game itu dalam kondisi asli tanpa subwoofer pakai tersebut, kesan mereka sangat terlihat.

Ketika ditanya tentang pengalaman mereka dengan game tersebut, para peserta terlihat bersemangat. Chris Fonseca mengatakan kepada audiens bahwa bermain Beat Saber terasa seperti "masuk ke dalam dunia berbeda, sebuah dunia fantasi. Semakin saya memainkannya, semakin saya semakin baik."

Sementara Troi menambahkan, "Sebagai seorang tuna rungu, menggunakan Subpac dan VR, saya merasa berada di dunia virtual reality yang tak pernah saya rasakan sebelumnya. Saya benar-benar percaya ini akan membuat begitu banyak perbedaan, terutama dengan Subpac." Matthew Taylor lalu mengutarakan pendapatnya, "Game ini sangat keren. Keren! Pengalaman yang luar biasa. Seperti dimensi lain dari gaming," lanjutnya. "Saya bukanlah seorang gamer, jadi memainakn VR Beat Saber benar-benar baru bagi saya dan wow, saya pastinya akan melanjutkan memainkan game tersebut."

Tanggapan yang baik dari peserta ini tentunya memberikan peluang bagi inklusivitas dalam gaming.

Beat Saber
HQ

Teks terkait



Loading next content