LIVE
HQ
logo hd live | Harold Halibut
See in hd icon

Chat

X
      😁 😂 😃 😄 😅 😆 😇 😈 😉 😊 😋 😌 😍 😏 😐 😑 😒 😓 😔 😕 😖 😗 😘 😙 😚 😛 😜 😝 😞 😟 😠 😡 😢 😣 😤 😥 😦 😧 😨 😩 😪 😫 😬 😭 😮 😯 😰 😱 😲 😳 😴 😵 😶 😷 😸 😹 😺 😻 😼 😽 😾 😿 🙀 🙁 🙂 🙃 🙄
      Indonesia
      Gamereactor
      teks gadget

      PlayStation Classic

      Konsol mini baru dari Sony mendarat tepat sebelum liburan tiba dan mengajak kita semua melaju ke jalan kenangan.

      HQ

      Nostalgia adalah sesuatu yang dapat dengan mudah membuat kita bahagia. Seperti kalian semua, kami juga sangat senang untuk bernostalgia dari waktu ke waktu dan menikmati sedikit kenangan tersebut. Para gamer di umur tertentu, dan bahkan mereka yang senang mencari barang-barang di zaman sebelum mereka, telah dilayani dengan baik akhir-akhir ini melalui konsol bertema retro yang semakin banyak menyerbu pasar. Sega telah melakukan ini sedari lama, Nintendo menyusul dan menghadirkan hiburan yang luar biasa dengan sistem-sistemnya, kemudian C64 ikut serta dan mengingatkan kita pada game PC 8-bit yang sebenarnya sangat pecah-pecah jika dibandingkan dengan zaman sekarang. Sekarang, giliran Sony yang unjuk gigi di pasar retro dengan PlayStation Classic-nya.

      Pertama, seputar sejarah. Pada pertengahan tahun 90-an, PlayStation merepresentasikan sebuah langkah besar atas sebuah perubahan di industri game. Saat itu merupakan entri pertama Sony ke ranah konsol setelah berkolaborasi dengan Nintendo yang berakhir dengan sebuah kegagalan, dan hal itu menjadi titik balik dalam banyak cara. Jika kita lihat lagi ke belakang, jarak antar generasi dan kapabilitas PS1 jika dibandingkan dengan SNES tidaklah terlalu jauh. Grafis 3D mentah dari game-game awal di PS tidak lebih baik dari yang kita lihat di konsol 16-bit lama setelah para developer bekerja keras demi memberikan yang terbaik. Meski begitu, adanya ruang ekstra dalam disk membuat game-game yang hadir mendapatkan peningkatan dalam bentuk potongan adegan yang menggunakan CGI dan FMV, serta efek suara dan musik yang jauh lebih baik, sebuah perubahan yang membuka banyak kemungkinan bagi para developer dalam hal penyajian cerita.

      Diperlengkapi dengan semua konteks tersebut, saatnya kita melihat pada apa yang PlayStation Classic sajikan, dengan konsol mini Sony yang siap mendarat di masa liburan Desember ini.

      Ini adalah iklan:

      Perangkat Keras

      Dalam hal penampilan, para konsol mini ini sangatlah mungil dan lucu, dan PS Classic pun tidak terkecuali. Bentuknya sangat sama dengan perangkat aslinya, hanya saja ukurannya jauh lebih kecil dan pas dengan telapak tanganmu. Konsolnya tampak serupa dengan yang kamu ingat, hadir lengkap dengan dua controller. Walaupun mereka harus terkoneksi dengan kabel USB pendek, konsol ini didesain dengan konektor abu-abu lebar yang menyerupai perangkat keras aslinya. Yang sangat merepotkan hanyalah panjang kabelnya; kamu akan membutuhkan kabel ekstensi (entah dua USB atau mungkin satu HDMI) kecuali kamu tidak masalah duduk sangat dekat di depan televisi.

      PlayStation Classic

      Selain itu, controllernya cukup menyenangkan. Evolusi controller PlayStation telah cukup bertingkat, dan DualShock 4 saat ini adalah perangkat input yang sangat bagus, namun, controller original juga sama berpengaruhnya pada masanya. Ada dua controller dalam kotaknya dan keduanya adalah stik pra analog. Kamu akan membutuhkan sedikit waktu untuk dapat terbiasa kembali. Menggunakan controller ini akan sama nyamannya seperti menggunakan jumper lama dan sarung tangan hangat kesayanganmu. Namun, bermain dalam sudut pandang orang pertama cukup menjadi tantangan mengingat kontrol arahnya terbatas pada D-pad. Di luar game jenis itu, game lainnya terasa baik-baik saja, sekalipun game yang lebih rumit membutuhkan latihan yang lebih lagi.

      Ini adalah iklan:

      Ketika menyangkut soal tampilan, tentunya kita kembali ke masa sebelum game HD, sebelum kita menggunakan layar yang lebar, dan gambar persegi zaman dulu pun kembali. Ada sesuatu yang mengganggu di tepian dan latar yang tidak biasa dalam game - dua potongan ruang hitam di kedua sisi - tapi hal ini bukanlah keluhan utama. Game-gamenya cukup baik untuk televisi beresolusi 4K modern kami. Memang, emulasinya tampak sangat solid dan sesuai dengan aslinya, tapi kami tidak mengerti kenapa mereka menggunakan versi PAL pada sembilan game dan di luar itu sisanya NTSC. Cukup tidak konsisten dan tentu seharusnya Sony dapat menggunakan NTSC untuk seluruh game.

      Demikian pula, jika kamu berharap menemukan beberapa filter visual yang dapat membawamu kembali ke suasana 90-an, kamu tidak akan menemukan pilihan untuk hal ini juga. Kami bertanya-tanya kenapa pemegang platform tidak mengusahakan yang lebih lagi. UI-nya sendiri cukup mudah, dengan 20 game yang dapat kamu gulir dengan mudah, mengakses game, menyimpan data, dan tautan eksternal. Kamu juga dapat menggunakan memory card virtual untuk menyimpan progres game-mu. Progresmu tersimpan di sebuah titik yang memungkinkanmu kembali ke aksi terakhir yang kamu tinggalkan; sentuhan modern yang tentunya kita hargai.

      PlayStation Classic

      Tidak banyak yang dilakukan di sini untuk menjembatani antargenerasi.Mungkin seharusnya lebih banyak yang bisa dilakukan untuk merayakan game-game klasik ini dan membuatnya lebih mudah diakses dan mengena bagi mereka yang sudah lama tidak memainkannya (atau bahkan belum pernah sama sekali). Ada screen saver, misalnya, tapi itu saja ketimbang menjadi montase keren dari gameplay atas beragam game. Game-gamenya disajikan sebagaimana adanya, dengan fitur dan kualitas yang tidak menarik, padahal sedikit polesan pada game-game ini sebenarnya dapat menciptakan perjalanan nostalgia yang tidak terlupakan.

      Sebagaimana kondisi adanya, PlayStation Classic adalah produk yang tidak sepenuhnya menyajikan kegembiraan dari masa kejayaan sejarahnya sendiri; alih-alih hanya menyajikan game sebagaimana adanya pada masa lalu dengan sangat sedikit kemeriahan selain ukurannya yang sangat kecil. Mini-console ini mudah untuk dipasang dengan kabel HDMI dan micro-USB yang tersedia dalam kotaknya. Selain kabel ekstensi dan sejenisnya, semua perangkat yang kamu butuhkan ada dalam kotaknya. Di sisi sebelah kanan, terdapat tombol yang menyerupai tombol untuk mengganti disk game pada versi aslinya, dan di sisi kiri terdapat tombol power untuk membawamu kembali ke menu utama kapanpun - walaupun hal ini bisa agak mengganggu karena jika kamu berada jauh dari Classic-mu, tiap kali kamu ingin memainkan game baru, kamu harus bergerak dari dudukmu. Sungguh sebuah masalah dunia pertama.

      PlayStation Classic

      Perangkat Lunak

      Tentunya, setiap mini-console bergantung pada game yang hadir, karena konsol ini adalah sistem tertutup yang tidak dapat diisi dengan game-game baru pasca peluncuran. Dalam paket ini, kita mendapatkan 20 game yang bisa dimainkan, dari beragam genre. Meskipun demikian, terdapat beberapa game terkemuka yang tidak ada dalam daftar gamenya sehingga konsol ini tidak lagi menjadi koleksi definitif yang betul-betul mewujudkan kembali era PlayStation.

      Tapi jangan kecewa dulu, karena tentunya masih terdapat game-game yang sangat bagus di dalamnya. Jika kamu tidak masalah dengan beberapa kontrol yang buruk dan tekstur yang kasar, kamu dapat memainkan game-game seperti masterpiece RPG Final Fantasy VII, action-horror classic Resident Evil (versi Director's Cut), dan game stealth spektakuler Metal Gear Solid.

      PlayStation ClassicPlayStation Classic

      Untuk pilihan game genre racingnya cukup aneh karena game seperti Gran Turismo dan Wipeout tidak ada. Alih-alih, kita disuguhkan dengan arcade racer Ridge Racer 4 (game yang bagus tapi sangat sederhana), battle-heavy Twisted Metal (yang sebenarnya belum terlalu tua; menurut kami mereka memilih game yang salah dari seri ini), dan mungkin yang terbaik dari semuanya, Destruction Derby (yang kami miliki di PS Vita selama bertahun-tahun). Di sisi lain, para penggemar game fighting mendapatkan Tekken 3 (yang cukup bersahabat untuk pemain kasual) dan Battle Arena Toshinden (yang tidak terlalu bagus tapi masih dapat diterima).

      Terdapat dua game platform 2D yang solid dalam konsol ini, yaitu Rayman original (yang ternyata cukup sulit untuk dikuasai) dan Oddworld: Abe's Odyssey (yang masih sangat menarik, bahkan setelah bertahun-tahun berlalu). Agaknya, remaster Crash yang baru-baru ini membuatnya tidak hadir dalam konsol ini, dan membuat sensasi dari penawaran ini hanya sebagai sentuhan ringan, dan kami juga merindukan sang naga ungu. Petualangan dengan sudut pandang ketiga sedikit lebih baik, dengan Metal Gear Solid dan Resident Evil yang sudah disebutkan sebelumnya, dan juga Syphon Filter. Tidak adanya Tomb Raider adalah satu kehilangan yang besar. Padahal kami ingin melihat perjalanan Lara yang pertama kali (sebenarnya tidak juga sih, kami lebih menyukai yang kedua, sudah lama sekali tidak mengunjungi Venice bersama Lara).

      Grand Theft Auto original, dilengkapi dengan sudut pandang top-down tempo dulunya, menjadi salah satu dari 20 game di konsol ini dan menjadi bukti seberapa jauh kita sudah melangkah dalam perkembangan dunia game. Rainbow Six bisa menjadi pengalaman paling menyakitkan (dan merupakan salah satu yang sangat kami nantikan) karena kontrolnya yang kompleks membuat kami kesulitan untuk beraksi. Para penggemar JRPG juga dilayani dengan baik, dengan Wild Arms (dengan pixel top-downnya yang lucu), Revelations: Persona (bukan pilihan terbaik dalam serinya), dan salah satu game yang betul-betul menentukan dari platform ini, Final Fantasy VII.

      PlayStation Classic

      Selebihnya adalah game seperti Mr Driller yang unik dan warna-warni (salah satu game yang menyediakan aksi two-player), Super Puzzle Fighter II Turbo (two-player juga dan sangat menyenangkan; game puzzle selalu membuat transisi dari masa ke masa dengan baik), dan Intelligent Qube. Jumping Flash adalah game lain yang tidak boleh kita lewatkan. Gameplaynya lebih baik dari Twisted Metal dan secara mengejutkan menjadi game dengan pengalaman yang sangat menarik. Kemudian terakhir, Cool Boarders 2, game snowboarding yang cukup membosankan. Seharusnya diganti oleh Tony Hawk's Pro Skater saja.

      Seperti yang kamu lihat, terdapat beberapa game hebat dalam PlayStation Classic ini, tapi juga terdapat beberapa kekosongan besar dalam koleksinya. Daftar gamenya solid - tidak kami pungkiri - tapi tidak memiliki koleksi yang dapat membuat mini-console ini menjadi sedefinitif yang kami harapkan. Memiliki akses ke game-game hebat ini dalam miniatur konsol kecil nan lucu dengan dua controller yang sangat keren menjadi sensasi nostalgia yang nyata. Maka dari itu sangat disayangkan jika beberapa game yang menentukan genre dan brilian ini tidak dirayakan dengan sentuhan yang lebih antusias. Namun, secara umum, kami menyukainya. Mesin kecil dari Sony ini akan tampak bagus di rak koleksi para penggemar, dengan beberapa game yang masih menyenangkan untuk dimainkan bahkan di tahun 2018 ini.

      HQ
      07 Gamereactor Indonesia
      7 / 10
      overall score
      ini adalah skor dari jaringan kami. Bagaimana dengan kamu? Skor jaringan adalah rata-rata dari skor setiap negara

      Teks terkait

      0
      PlayStation Classic

      PlayStation Classic

      TEKS GADGET. Ditulis oleh Mike Holmes

      Konsol mini baru dari Sony mendarat tepat sebelum liburan tiba dan mengajak kita semua melaju ke jalan kenangan.



      Loading next content