Setelah pengembang Balatro LocalThunk menimbang peringkat PEGI 18+ untuk gamenya beberapa hari yang lalu, PEGI, dewan peringkat video game Eropa, telah menjelaskan bahwa peringkat 18+ Balatro akan tetap ada, meskipun game ini tidak menampilkan perjudian atau transaksi mikro yang nyata. LocalThunk, tidak senang dengan keputusan tersebut dan telah menyatakan frustrasi atas hasilnya.
Dalam sebuah posting di X, LocalThunk menjelaskan bahwa PEGI membela pilihannya dengan mengutip undang-undang UE dan etalase yang menjual game tersebut. Menurut pedoman PEGI, permainan apa pun yang mensimulasikan perjudian atau mengajarkan pemain cara memainkan permainan peluang, seperti poker, berada di bawah peringkat 18+. Namun, Balatro tidak melibatkan perjudian yang sebenarnya—hanya mekanisme kartu poker—dan pengembang percaya peringkatnya tidak adil.
LocalThunk mengkritik sikap PEGI, dengan mengatakan mereka "menyalahkan undang-undang UE, menyalahkan etalase, dan menunggu masa depan." Ini juga menunjukkan inkonsistensi, karena game lain dengan elemen seperti perjudian, seperti EA Sports FC 25, terus menerima peringkat yang lebih rendah.
PEGI, bagaimanapun, memegang tangan pemenang dalam situasi ini. Dewan pemeringkat berpegang pada keputusannya, mengutip pedoman 2020 yang mengharuskan semua permainan dengan elemen perjudian diberi peringkat PEGI 18+. Ini berarti game yang lebih baru dengan referensi perjudian, seperti Balatro, harus memiliki peringkat 18+, sementara game lama yang dirilis sebelum perubahan aturan mungkin masih memiliki peringkat yang lebih rendah.
Saat perdebatan berlanjut, ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana konten terkait perjudian dalam video game harus diatur. Keputusan PEGI mungkin tampak kontroversial, tetapi menyeimbangkan aturan di 35 negara bukanlah hal yang mudah.
Bagaimana menurutmu? Haruskah pendekatan PEGI terhadap konten terkait perjudian dalam game lebih ketat atau lebih fleksibel?