Indonesia
Gamereactor
review
Curse of the Dead Gods

Curse of the Dead Gods - Review

Pastikan kamu tidak dikutuk di roguelite baru ini.

HQ

Curse of the Dead Gods adalah sebuah roguelite action di mana kamu menyusuri berbagai dungeon mengerikan yang dalam dan menghadapi kejahatan di dalamnya. Meskipun ia tidak menawarkan sesuatu yang unik kepada genre ini, ia mengombinasikan elemen-elemen dari game seperti Hades, Darkest Dungeons, dan Dead Cells untuk menciptakan suasana yang familier - meskipun terkadang terasa hambar dan membosankan.

Dengan perilisan konsol yang semakin dekat, saya memainkan game ini di Switch, dengan kemampuan portabelnya yang tidak dimiliki oleh PC. Ia juga berjalan dengan sempurna, dengan hanya sedikit masalah frame rate ketika layar dipenuhi dengan banyak musuh. Selain itu, tidak ada perubahan, yang agak mengecewakan karena tentu saja saya mengharapkan sebuah kostum Mario.

Ngomong-ngomong soal kostum, memang tidak banyak. Tentu saja, Hades tidak menawarkan itu, tetapi Dead Cells iya, dan ada kelebihan tersendiri jika kamu bisa membuka pakaian baru lebih sering.

Ketika saya pertama kali membuka game ini, gaya visualnya mungkin akan mengingatkanmu kepada Darkest Dungeon. Saya menyukai ini karena memperkuat misteri gothic yang hadir di dalam dungeon-nya. Visual serupa juga bisa ditemukan pada potret senjatanya.

Ini adalah iklan:

Segera setelah memulai, kamu akan masuk ke dalam area utama, yang berperan sebagai sebuah batu loncatan ke dalam dungeon. Tokonya menggunakan tiga mata uang yang bisa kamu dapatkan dari musuh, bos, dan menyelesaikan misi. Ini adalah tempat untuk membeli upgrade untuk karakter, membuka senjata baru, dan meningkatkan kelangkaan dari senjata yang ditawarkan sebelum misi. Layaknya di Dead Cells, senjata-senjata ini berada pada semacam patung terkunci yang ke depannya bisa dibuka, dan diacak. Setelah membuka satu set senjata, kamu akan memilih misi mana yang ingin dijalankan. Di awal, ada tiga yang tersedia dengan hanya satu champion (bos) di akhirnya. Di fase lanjut, akan ada dua atau tiga bos yang menantimu.

Curse of the Dead Gods

Ada tiga tipe dungeon, dengan jenis musuh, bos, dan jebakannya masing-masing. Meskipun ada variasi dan replay value dari mereka, kuil-kuil yang ada terlalu mirip dalam hal tema dan denah ruangan, sehingga segera terasa repetitif. Dengan begitu, setiap sesi menjadi terlalu mirip, meskipun kemiripannya akan semakin berkurang seiring kamu mendapatkan lebih banyak item. Dari pengalaman saya, secara umum kuil-kuil ini memiliki tingkat kesulitan yang mirip. Barulah ketika mulai menemukan dungeon berisi dua atau tiga bos tingkat kesulitannya mulai menantang. Saya pikir ini adalah hal bagus: peningkatan kesulitannya landai dan kamu diberi waktu untuk terbiasa.

Meskipun stage dan lingkungannya dapat terasa membosankan, dari segi gameplay ia umumnya menarik dan menyenangkan. Pertarungannya lebih lambat dari Hades yang heboh, lebih mirip ke pertarungan metodikal dan lambat dari Dark Souls. Tapi nantinya ia akan menjadi lebih cepat ketika kamu semakin kuat, meningkatkan rasa perkembangan karaktermu. Senjata-senjatanya juga bervariasi, dengan tombak, belati, cambuk, dan palu di antara banyak lainnya. Mereka akan muncul secara acak di dalam permainan ketika kamu sudah membelinya di toko, begitu juga dengan kemungkinan efek yang muncul seperti api atau damage critical.

Ini adalah iklan:

Mungkin yang paling unik dari Curse of the Dead Gods adalah, tentu saja, sistem kutukannya (curse). Level curse akan meningkat setiap kamu keluar dari sebuah pintu, dan bisa ditukarkan dengan emas di altar senjata dan artefak. Aspek ini memberikan satu tingkat strategi lagi untuk game, karena tahu kapan untuk menukarkan curse akan berguna bagi permainan jangka panjang. Masing-masing dungeon memiliki sejumlah curse unik. Mereka berperan sebagai buff dan sekaligus debuff. Mereka beraneka ragam, mulai dari membuat obormu tidak bercahaya, hingga membuat meteran curse malah meningkat secara pasif ketika keluar dari pintu. Ini adalah sebuah sistem yang menyenangkan, yang meningkatkan variasi dari masing-masing permainan. Namun, saya kecewa karena hanya ada satu curse untuk level lima. Itu artinya kamu selalu tahu apa jenisnya, sehingga kamu bisa mempersiapkan diri. Jeleknya, ia menghilangkan rasa misterius dari sebuah curse yang seharusnya menjadi satu yang paling berbahaya di dalam game (dan yang paling mengacaukan permainan).

Secara umum, Curse of the Dead Gods adalah game yang lumayan. Meskipun tidak ada hal yang sama sekali baru untuk ditawarkan, ia mengombinasikan fitur-fitur dari sesama roguelite lain dengan baik, dan dengan kedalaman strategi tertentu. Saya hanya berharap ia memiliki lebih banyak replay value. Lingkungan, musuh, dan bos-bos yang ada di tiga jenis dungeon saat ini masih terasa mirip, sehingga lama-lama permainan menjadi terasa hambar dan mengurangi kesenangannya.

Curse of the Dead GodsCurse of the Dead Gods
Curse of the Dead Gods
HQ
06 Gamereactor Indonesia
6 / 10
+
Gaya gameplay yang cukup dikenal. Persenjataan penuh variasi. Kedalaman strategis dalam pertarungan dan sistem curse.
-
Seringkali hambar dan membosankan. Tidak mendorong permainan ulang. Lingkungan, musuh-musuh, dan bos terlalu mirip.
overall score
ini adalah skor dari jaringan kami. Bagaimana dengan kamu? Skor jaringan adalah rata-rata dari skor setiap negara

Teks terkait



Loading next content