Indonesia
Gamereactor
review
Big Brain Academy: Brain vs. Brain

Big Brain Academy: Brain vs. Brain

Sangat disayangkan koleksi penuh tantangan ini menutup tahun dengan sedikit kekecewaan.

HQ
HQ

Dengan kemampuan sihir Switch yang bisa mengubah apapun menjadi emas, Nintendo mengulik ke dalam brankas untuk menghidupkan kembali beberapa franchise lama yang telah terabaikan. WarioWare dan Dr. Kawashima's Brain Training telah kembali ke dalam sistem hybrid ini di awal tahun, dan kini segera tiba waktunya untuk Big Brain Academy kembali ke permukaan. Seri terbarunya, Brain vs. Brain, merupakan yang pertama semenjak 14 tahun lamanya dan seperti namanya akan menghadirkan teka-teki mengasah otak andalan mereka dengan berfokus pada kompetisi.

Seperti entri sebelumnya, Brain vs. Brain memberikan katalog teka-teki dalam lima kategori (Identify, Memorize, Analyze, Compute, dan Visualize) di mana pemain bisa berlatih untuk memamerkan kemampuan kognitif mereka. Dalam tiap pelatihan, kamu hanya diberikan 50 detik untuk dengan cepat mencari solusi, dan tingkat kesulitan terus naik dengan semakin banyaknya jawaban yang benar. Banyaknya hiburan dalam game ini berasal dari melatih pikiran untuk memecahkan tantangan rumit dan berpacu dengan waktu. Jika melakukan kesalahan dan memilih jawaban yang salah maka poinmu akan dikurangi, sehingga cukup penting untuk memilih jawaban yang benar.

Mini-game yang dihadirkan dalam Brain vs. Brain cukup bercampur aduk - dan lebih buruknya lagi - hanya ada 20 macam. Beberapa yang menarik adalah Match Blast yang menugaskan kita untuk menghancurkan blok sesuai dengan bentuk yang ada di layar, Whack Match, sebuah game whack-a-mole, yang menyuruh kita untuk memukul tikus yang membawa barang sesuai. Yang kurang memuaskan lebih terasa seperti PR matematika atau tugas rumah yang terpaksa untuk diselesaikan. Contohnya, Cubegame di mana kita harus memilih jumlah kubus yang tepat pada layar, dan Tick-Tock Turn yang menyuruh kita untuk memutar arah jam sesuai waktu yang disebutkan. Tes seperti ini harusnya untuk menguji mental kita, namun saya mengharapkan lebih adanya kreativitas dibandingkan hanya sekedar seperti PR sekolah.

Ini adalah iklan:

Saya juga terkejut melihat kebanyakan dari tantangan yang ada banyak yang diambil dari Big Brain Academy: Wii Degree - judul terakhir dari seri ini. Yang berarti jika kamu sudah pernah memainkannya di Wii Degree 14 tahun lalu, maka sepertinya kamu sudah tahu sebagian besar isi dari Brain vs. Brain. Tentu saja dengan seharga Rp475,000, ini sebuah perilisan yang cukup mahal dan barisan pemain baru yang lebih muda kemungkinan besar akan membelinya. Hanya saja masih terasa kurang dengan terbatasnya pilihan dari mini-game yang mirip dengan apa yang kita dapatkan di Wii dulu.

Big Brain Academy: Brain vs. Brain

Berbeda dengan kompetitornya, Brain vs. Brain telah berfokus lebih ke dalam permainan multiplayer. Hingga empat bermain dapat beradu antar sesama dan masing-masing bisa memilih tingkat kesulitan sendiri sehingga cocok untuk keluarga. Jika bermain berdua maka bisa menggunakan kontrol sentuh dalam mode handheld dan jika tidak maka bisa menggunakan Joy-con atau kontroler pro. Beradu dengan teman-teman dan keluarga akan menambah ketegangan dalam game ini, dan cukup menyenangkan juga untuk dimainkan bersama pemain lain karena betapa cepatnya game ini.

Namun jika memainkannya sendiri, bukan berarti tidak akan ada tantangan kompetitif. Ghost Clash memungkinkan kita untuk bermain dengan data hantu dari teman, keluarga, ataupun pemain acak sedunia. Memang terdengar seram bagaimana game ini dapat menciptakan hantu dari kebiasaan bermain orang dan menyebarkannya ke dunia. Hantu ini akan berisikan data seperti kategori terkuat dan terlemah yang dimainkan. Selain hantu, ada pula peringkat online dari tiap tes dan ujian yang akan menantangmu dalam berbagai kategori.

Ini adalah iklan:

Selain berlatih dengan mini-game, mengambil tes, dan bermain melawan temab, tidak banyak hal lain untuk dilakukan di sini. Jika kamu mengumpulkan koin emas dari tiap latihan di mode practice, maka akan terbuka mode super practice di mana tiap aktivitas dimulai dengan kelas advance, tidak jauh berbeda namun lebih sulit. Juga tersedia banyak kosmetik yang bisa didapatkan untuk avatar hanya dengan bermain dan mengumpulkan koin emas, namun kelamaan menjadi tidak terlalu menarik karena avatar hanya diam di layar.

Sangat disayangkan, Brain vs. Brain menjadi penutup tahun yang cukup mengecewakan dengan barisan perilisan first-party yang kuat untuk Nintendo di 2021. Dengan terbatas hanya 20 mini-game yang kebanyakan diambil dari Wii Degree 14 tahun lalu, membuatnya cepat membosankan karena kurangnya konten. Tentu dengan memainkannya bersama keluarga dan teman membuat permainan lebih seru, namun sepertinya tidak akan banyak orang yang akan kembali bermain setelah bermain satu sesi penuh.

Big Brain Academy: Brain vs. BrainBig Brain Academy: Brain vs. Brain
Big Brain Academy: Brain vs. Brain
05 Gamereactor Indonesia
5 / 10
+
Bisa seru jika dimainkan bersama teman dan keluarga, Ghost Clash yang menjadi sistem menarik dalam multiplayer.
-
Terbatasnya pilihan mini-game, banyak game yang diangkat.
overall score
ini adalah skor dari jaringan kami. Bagaimana dengan kamu? Skor jaringan adalah rata-rata dari skor setiap negara

Teks terkait



Loading next content