Indonesia
Gamereactor
review
Those Who Remain

Those Who Remain

Camel 101 telah membuat sebuah game horor dengan ide-ide cemerlang, tetapi bagaimana dengan yang satu ini?

HQ
HQ

Those Who Remain digadang-gadang sebagai sebuah game horor psikologis. Tidak perlu waktu lama sebelum kami merasakan pengaruh Silent Hill di sini, dengan beberapa penggemar bahkan berharap ini akan menjadi seperti game horor Kojima yang dibatalkan itu. Those Who Remain memiliki banyak ide bagus dan sebagian besar dieksekusi dengan baik, tetapi sayangnya pengalaman bermainnya juga hadir dengan beberapa bug yang tidak bisa dikesampingkan.

Kamu memulai sebagai seorang pria yang di ambang batas. Ada minuman keras di depannya, membicarakan tentang istri dan anaknya, dan menggenggam pistol yang siap untuk menghabisi nyawanya. Selanjutnya, kita menuju sebuah motel untuk mengakhiri hubungan dengan seorang perempuan yang tampaknya adalah orang ketiga di pernikahannya. Ini sangat suram. Namun, meski masalah besar yang ia miliki di awal, karakter utama kita perlahan mulai memiliki kharisma tersendiri dengan celetukan-celetukannya.

Ketika menemukan bahwa motel itu telah ditelantarkan, kamu menerima sebuah panggilan telepon dari seorang perempuan yang mengatakan untuk "tetap berada di cahaya". Ini adalah sebuah awal yang menyeramkan dan kamu bisa merasakan ketegangannya meningkat. Ketika kamu menuju keluar, ternyata mobilmu dicuri dan dibawa kabur. Tampaknya ini akan menjadi petualangan yang menarik. Dari sana kamu menuju ke kota setempat bernama Dormont, di mana kamu mengunjungi sebuah lokasi terbengkalai demi lokasi terbengkalai, sesekali bertemu dengan orang lain yang sama-sama bingung atas apa yang terjadi.

Ini adalah iklan:

Kamu mengunjungi SPBU, rumah-rumah orang, sebuah kantor polisi, sebuah kantor pos, sebuah perpustakaan, dan seterusnya, tempat-tempat yang kebanyakan telah ditinggalkan, dan kamu mencari-cari petunjuk dan penyintas untuk mencari tahu apa yang terjadi. Akan tetapi, masalah besar pertama yang kami temukan adalah masing-masing lokasi ini terasa sangat terpisah dan tidak seperti satu kota yang kohesif. Setelah beberapa lama, eksplorasi pun terasa seragam.

Those Who RemainThose Who Remain

Satu fitur yang benar-benar keren dan kami suka adalah musuh terbesarmu di Those Who Remain adalah kegelapan. Jika kamu keluar dari cahaya, sosok menakutkan bermata biru bersenjatakan pisau dan kapak menunggumu - satu saja langkah terlalu jauh maka kamu langsung mati, tanpa kesempatan untuk melindungi diri. Ketegangannya diciptakan dengan baik dan membuatmu takut untuk meninggalkan area terang. Terkadang, jika areanya lebih terbuka dan kamu keluar terlalu jauh maka layar akan mulai bergetar dan jantung kami terkadang berdegup kencang karenanya.

Ketika kamu mengira kamu tahu apa yang kamu lakukan - memecahkan puzzle dan menemukan petunjuk, tetap berada di cahaya dan kabur dari Dormont - game ini melemparkan hal baru kepadamu. Tiba-tiba, di salah satu level, kamu diminta untuk menghakimi seorang penduduk Dormont yang terjebak di sebuah tempat layaknya neraka. Keputusan ini menentukan akhir yang akan kamu dapatkan ketika menyelesaikan game. Kamu mengumpulkan bukti dan diminta untuk menghukum atau menyelamatkan orang ini. Akan tetapi, pada adegan ini dan kelanjutannya, biasanya terdapat hanya dua buah bukti dan jujur saja kami ingin lebih banyak pertimbangan sebelum menentukan nasib orang. Setelah melakukan ini sekali, kami ditugaskan lagi untuk menentukan hal yang sama sepanjang game, dan sekali lagi semuanya menjadi terasa sedikit seragam.

Ini adalah iklan:

Meski begitu, kami menyukai atmosfer yang berhasil dibangun game ini - grafisnya, premis, dan desain suara, semuanya membangun pengalaman yang mengerikan dan menegangkan. Tetapi sayang, terkadang animasi wajah dari penyintas lain kurang bagus dan tidak membantu kami terhubung dengan mereka. Aspek ini tidak memberi kesan baik kepada kami dan kadang bahkan mengalihkan perhatian kami dari dunia game yang sebenarnya indah.

Those Who Remain

Ditambah lagi dengan cerita membingungkan yang bahkan berisi semesta paralel (mirip seperti Stranger Things), terkadang kami terasa sedikit tersesat. Setidaknya kami bisa menuju dunia lain untuk memperbaiki sesuatu di dunia nyata, meski tidak selalu terasa perlu. Lalu ada pula makhluk-makhluk aneh seperti monster dengan payudara dan tangan di kepalanya serta wajah berupa lampu. Ini seperti sebuah usaha untuk membuat kembali pengalaman Pyramid Head dari Silent Hill. Cukup keren ketika ia bisa masuk ke daerah terang dan kamu harus melakukan taktik sembunyi-sembunyi, tetapi ini juga sekaligus terasa salah tempat.

Untuk setiap elemen positifnya, terdapat sedikit masalah yang menemani. Sebagai contoh, kontrolnya terasa sedikit kaku. Kami selalu merasa bergerak dengan kecepatan optimal. Meskipun kami meningkatkan sensitivitasnya, tetap saja tidak terasa enak. Lalu tidak ada mekanika bersembunyi atau berjongkok, itu artinya kami tidak bisa mengendap-endap ketika memasuki sebuah ruangan atau melalui monster aneh yang kami sebutkan di atas.

Belum lagi sifatnya yang repetitif. Kamu menghabiskan banyak waktu membuka-buka laci dan lemari untuk mencari dokumen dan kunci, dan itu menjadi membosankan seiring waktu. Terkadang ini lebih terasa seperti Gone Home daripada sebuah game horor, ditambah lagi dengan kursor yang sulit digerakkan dengan presisi, kadang-kadang membuka laci saja membuat frustrasi.

Those Who RemainThose Who Remain

Satu hal lain yang kami sadari adalah pencahayaannya terlalu gelap. Tentu, kami tahu ini adalah game tentang kegelapan, tetapi terkadang kami harus mengerahkan mata kami untuk melihat sesuatu. Meningkatkan gamma malah membuat grafisnya lebih buruk dan di beberapa area tertentu, kami tidak bisa menemukan titik keseimbangan yang pas. Kami juga tidak menyukai ketika kami harus berlari ke sebuah ruangan untuk menyalakan lampu demi menghindari kematian, sesuatu yang menyoroti kurangnya elemen stealth di sebuah game yang jelas memerlukannya.

Dan jika kamu berjalan terlalu jauh dan terbunuh, maka kamu akan kembali cukup jauh, memaksamu untuk mengulang lagi dan lagi. Ini terasa lebih menyakitkan ketika memainkan puzzle panjang yang kami lalui lebih dari sekali, di mana kamu harus menggerakkan delapan patung singa berat yang memperlambat langkahmu.

Pada akhirnya, kami memang cukup bersenang-senang, dan ceritanya cukup menarik (jika tidak mengherankan). Those Who Remain memiliki banyak potensi, tetapi sayangnya luput dari sasaran. Meski ia mencoba untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Silent Hill selama beberapa tahun, dan walaupun beberapa orang pasti akan menyukainya, game ini memiliki banyak ruang untuk berkembang. Mekanika stealth yang tiada, membuka-buka laci dan lemari yang repetitif, dan penempatan checkpoint membuat Those Who Remain tidak mampu memanfaatkan potensinya yang menjanjikan.

HQ
06 Gamereactor Indonesia
6 / 10
+
Atmosfer bagus dengan beberapa adegan menakutkan, narasi yang menarik.
-
Kontrol menyebalkan, membuka dan menutup laci tanpa ujung, animasi wajah kaku, tidak ada stealth.
overall score
ini adalah skor dari jaringan kami. Bagaimana dengan kamu? Skor jaringan adalah rata-rata dari skor setiap negara

Teks terkait

0
Those Who RemainScore

Those Who Remain

REVIEW. Ditulis oleh Roy Woodhouse

Camel 101 telah membuat sebuah game horor dengan ide-ide cemerlang, tetapi bagaimana dengan yang satu ini?



Loading next content