Indonesia
Gamereactor
review
Indivisible

Indivisible

RPG dari Lab Zero ini memiliki sisi pertarungan yang hebat, namun terdapat elemen lani seperti platforming yang menggerus potensinya.

HQ
HQ

Kamu mungkin mengenali Lab Zero sebagai otak di balik Skullgirls, kini mereka kembali dengan RPG baru bernama Indivisible, yang dimulai ketika desa asal sang protagonis Ajna dirusak oleh pasukan orang jahat. Ajna sendiri berhasil melarikan diri, karena dia mendapat mata ketiga misterius di dahinya, dan tiba-tiba seorang prajurit Dhar (yang membunuh ayahnya) masuk ke dalam kepalanya seperti seorang tawanan, artinya saatnya menggunakan informasi orang dalam ini untuk membalas dendam.

Indivisible menggabungkan aksi sidescrolling dan pertempuran, dan selama bagian akhirlah game ini benar-benar bersinar, dengan pertarungan strategisnya yang ciamik. Selama perjalanannya, Ajna bertemu 20 karakter baru, dan mereka semua bergabung dengan Dhar sebagai penduduk di dalam kepalanya. Beberapa dari mereka akan membantunya dalam pertempuran, yang dilakukan dengan tim sebesar empat karakter, dan masing-masing karakter menggunakan salah satu dari empat tombol pada controller. Tombol-tombol berfungsi untuk melakukan serangan atau memblok serangan masuk, dan kami teringat dengan Valkyrie Profile.

Damage yang diambil oleh musuh mengisi meteran special move, dan dengan ini seluruh kelompok dapat berlindung dengan menggunakan L1 ketika musuh mulai mengisi daya untuk melepaskan serangan yang lebih besar. Jika kamu lebih suka agresif, ini juga dapat digunakan untuk satu karakter untuk melakukan manuver khusus dengan menekan R1 dan tombol serangan yang untuk karakter itu.

Ini adalah iklan:

Sebagai contoh, Ajna sendiri akan melakukan serangan yang kuat dengan tinju, dan seorang dukun bernama Razmi memunculkan mantra penyembuhan yang efektif untuk semua. Sistem ini membuat setiap keputusan sangat penting. Khusus untuk pertarungan bos, kamu harus lebih taktis, di mana kamu harus berpikir dengan hati-hati tentang apa yang harus dilakukan. Pada saat yang sama kamu juga harus siap untuk serangan musuh kamu, karena menjalankan blok membutuhkan ritme, dan aliran pertempuran dapat berubah dengan cepat. Metode pertarungan ini terlihat bagus dan menjadi puncak dari Indivisible.

IndivisibleIndivisibleIndivisible

Ajna dapat pergi kapan saja dia mau ke Inner Realm-nya (Alam Batin) sendiri, di mana karakter yang tidak mengambil bagian dalam pertempuran menghabiskan waktu mereka dengan kemampuan khusus mereka. Misalnya, dengan pergi berziarah, Ajna dapat membuat dirinya lebih kuat dengan batu yang telah ia kumpulkan. Selain memiliki lebih banyak karakter, Inner Realm sebenarnya tidak benar-benar menawarkan lebih dari itu, yang kami sayangkan. Pertikaian antara Ajna dan prajurit Dhar juga tidak benar-benar dieksplorasi, atau fakta bahwa ia ditahan sebagai tawanan di kepala Ajna.

Perjalanan membalas dendam Ajna menjadi sedikit lebih berwarna karena karismanya sendiri, karena desain karakternya imajinatif dan unik. Indivisible mengambil inspirasi dari mitologi Timur dalam desain musuhnya, dan sementara akting bahasa Inggrisnya baik-baik saja, tidak ada yang begitu spesial. Namun, yang terlihat adalah kurangnya variasi dalam musik yang akan kamu temui selama permainan. Lagu yang digunakan di latar belakang saat berjalan cepat terasa membosankan, percayalah pada kami.

Ini adalah iklan:

Sayangnya, platforming adalah bagian terlemah dari game ini, karena levelnya kosong. Mereka kadang-kadang memiliki beberapa pemandangan yang indah, tetapi pada dasarnya mereka hanya pipa panjang dengan sedikit variasi. Seharusnya ada lebih banyak titik save juga, dan untungnya ada hal-hal untuk dikumpulkan, yaitu batu-batu yang disebutkan sebelumnya. Mengontrol Ajna sayangnya tidak cukup presisi, yang membuat penjelajahan menjadi lebih membosankan ketika kamu kesulitan untuk melompat dari satu platform ke platform lain.

IndivisibleIndivisibleIndivisible

Saat di udara, Ajna dapat menggunakan kapaknya untuk meraih ke dinding, dan kemudian melakukan lompatan lain dari posisi ini. Ini adalah lompatan ganda ala Indivisible. Kuncinya di sini adalah bahwa itu tidak cukup untuk melompat hanya dengan menekan tombol kotak. Kamu harus terus menekan tombol sedikit lebih lama, dan selama waktu itu Ajna jatuh ke tanah, yang terkadang membuat satu lompatan ekstra tidak berguna. Ini pada dasarnya menyebabkan pemain terjebak di tempat-tempat tertentu terlalu lama, yang kemudian mengganggu tempo permainan. Kamu dapat meng-upgrade kapak tersebut, dan kemudian Ajna dapat menemukan jalan rahasia dengan menghancurkan dinding sihir dengan kapak yang ditingkatkan, tetapi itu masih tidak menyelamatkannya dari menjadi gangguan.

Bagian platforming yang buruk dan kisah hambar mencuat seperti duri di Indivisible, karena sisi pertarungannya sendiri sangat bagus. Game ini juga bisa lebih baik jika memiliki narasi yang lebih rapi. Meski begitu ia masih merupakan game yang sangat unik dan menarik. Kamu harus memainkannya dengan sedikit hati-hati dan menjaga sesi bermainmu pendek, sehingga kamu dapat merasakan bagian terbaik dari Indivisible semaksimal mungkin.

IndivisibleIndivisible
06 Gamereactor Indonesia
6 / 10
+
Desain karakter yang unik dan memiliki kepribadian, pertarungan yang menarik dan menantang, karakter yang bervariasi dengan kemampuan beragam.
-
Platforming yang canggung dan membosankan, desain level yang monoton, narasi yang tipis, musik yang kurang variasi.
overall score
ini adalah skor dari jaringan kami. Bagaimana dengan kamu? Skor jaringan adalah rata-rata dari skor setiap negara

Teks terkait

0
IndivisibleScore

Indivisible

REVIEW. Ditulis oleh Petter Lundberg

RPG dari Lab Zero ini memiliki sisi pertarungan yang hebat, namun terdapat elemen lani seperti platforming yang menggerus potensinya.



Loading next content