Indonesia
Gamereactor
review
Diablo III: Eternal Collection

Diablo III: Eternal Collection

Game ARPG bernuansa gelap dari Blizzard kembali lagi untuk sebuah petualangan penuh darah.

HQ
HQ

Diablo III adalah sebuah game yang pernah kami mainkan dua kali sebelumnya. Bahkan kami memainkannya di akhir pekan di Nintendo Switch, membuat ini menjadi kali ketiga kami bertemu dengan action-RPG yang seru ini. Kali yang pertama adalah ketika diluncurkan pada tahun 2012 yang lalu, kemudian kami berdansa kembali dengan sang iblis ketika game ini dihadirkan dalam konsol-konsol generasi masa kini, dan sekarang kami kembali lagi, kali ini kami menggenggam game Blizzard ini di tangan kami di saat kami berpetualang dalam mode handheld dari Switch.

Mesin Nintendo ini kini memiliki sejumlah RPG terbaik di era ini. Game klasik yang dikembangkan sendiri seperti Zelda: Breath of the Wild dan Xenoblade Chronicles 2 ditemani oleh The Elder Scrolls V: Skyrim, Dark Souls: Remastered, dan sekarang Diablo III: Eternal Collection. Jika petualangan role-playing yang epik adalah kesukaanmu (terutama jika kamu adalah fans setia Nintendo yang tidak memiliki konsol lainnya atau sebuah PC) maka kamu benar-benar telah dimanjakan.

Bagi orang yang belum pernah memainkan Diablo III sebelumnya, ini adalah sebuah rekomendasi yang mudah. Kita akan menengok performa teknisnya kemudian, tetapi secara singkat, game ini masih merupakan sebuah petualangan yang layak untuk dimiliki, bahkan setelah melewati waktu bertahun-tahun. Game-game seperti Torchlight hampir menyamai game ARPG bernuansa gelap dari Blizzard ini, tetapi tidak ada yang lebih baik darinya selama setengah dekade terakhir, dan walaupun waktu telah berlalu, Diablo masih terasa segar di 2018 berkat desain yang memiliki keseimbangan baik juga penambahan dan penyempurnaan selama bertahun-tahun.

Ini adalah iklan:

Di lain pihak, banyak dari kalian mungkin juga memiliki sebuah Switch dan konsol lainnya, jadi penilaian dalam hal tertentu sedikit berubah. Dalam hal pro dan kontra, game ini cukup jelas. Dalam hal performa dan kedalaman visual, Diablo mendapatkan pengurangan karena transisinya ke Switch, tetapi di lain pihak, kamu bisa menghajar setan-setan tepat di wajahnya ketika kamu sedang duduk di dalam sebuah bus, atau mengisi waktu ketika kamu menjemput anak-anak dari kelas sore mereka. Dan tentu saja, kamu bisa melenyapkan kejahatan di saat duduk di singgasana porselen.

Diablo III: Eternal Collection

Sekarang mari kita dalami sisi performa dari game ini. Baik ketika sedang terpasang di dock maupun ketika sedang berada di genggaman tanganmu, Diablo III berjalan mulus pada 60 FPS, dan sementara pada mode dock tercatat pada 960p, dalam mode handheld resolusinya menurun ke angka 720p (seperti yang dapat diduga tentunya). Kami menghabiskan lebih banyak waktu bermain dalam mode handheld (seseorang sedang bermain Skyrim di layar besar - begitulah cara kami bermain di rumah) dan walaupun dengan adanya downgrade visual ini, animasi dan background yang dilukis dengan tangan masih memiliki kejernihan dan terlihat mengagumkan. Dan yang terpenting adalah kami tidak melihat sekalipun menurunnya frame-rate yang mengganggu. Kami bermain sebagai Necromancer, sebuah kelas yang membuat kami bisa memanggil sekelompok minion dalam jumlah yang cukup besar, dan dengan layar yang dipenuhi ghoul dan tengkorak yang menyerbu sejumlah musuh-musuh yang buas, semuanya terlihat stabil.

Satu-satunya keluhan kami terhadap mode handheld ini (dan ini spesifik untuk kelas-kelas yang bisa memanggil sekutu dalam jumlah banyak) adalah kadang-kadang sulit menentukan di mana posisi karaktermu dalam melee. Hampir sama, dalam layar yang lebih besar juga ketika bermain dalam mode co-op, gambar dengan resolusi lebih rendah dan kekacauan pada layar bisa membuat kami kesulitan menemukan posisi semua orang. Akan tetapi secara keseluruhan kami harus mengatakan bahwa kami cukup terkesan dengan performa game ini, dan ketika memperhitungkan batasan-batasan dari konsol Nintendo yang sering disebutkan, kami menganggap game ini telah memenuhi ekspektasi kami, dan kami tidak keberatan dengan downgrade visualnya jika itu berarti petualangan game ini tetap mulus ketika seluruh isi neraka murka dalam layar di depan kami.

Ini adalah iklan:
Diablo III: Eternal CollectionDiablo III: Eternal Collection
HQ

Satu fitur yang lebih menarik adalah bagaimana Joy-Con digunakan. Kamu bisa bermain dalam perjalanan dan menggunakan sebuah Joy-Con untuk setiap pemain. Meski ada sedikit kekurangan dari segi kenyamanannya, jelas bahwa skema kontrolnya dibuat sebaik mungkin untuk mengakomodasi bentuk Joy-con. Yang lebih perlu diketahui lagi adalah bagaimana kontrol melalui gerakan diterapkan untuk menggantikan stick analog kedua. Pemain solo akan menggunakan stick kanan untuk berguling keluar dan melompat kembali untuk menghindari bahaya, tetapi dalam mode Joy-Con tunggal, kamu hanya tinggal menggoyangkan pengendalinya untuk bisa menghindari bahaya. Ini adalah sebuah sentuhan yang manis.

Jika kamu belum pernah memainkan Diablo III sebelumnya, izinkan kami menjelaskan secara singkat kenapa game ini layak untuk waktu yang kamu habiskan. Ceritanya menarik, tetapi tidak terlalu invasif; dibangun dengan mempertimbangkan replay value jangka panjang dan ada banyak hal yang bisa dilakukan; dan ada lebih banyak barang jarahan yang bisa kamu ambil. Game ini dibangun pada kemampuan yang bisa kamu buka dengan cara mendapatkan experience, dan ada kedalaman yang luar biasa dalam bagaimana kamu bisa memadu-padankan kemampuan-kemampuannya, menemukan perpaduan yang sempurna dari serangan jarak jauh dan pendek, menambahkan efek yang berbeda dari rangkaian gerakan dan sedikit menyesuaikan build dari waktu ke waktu sampai kamu menjadi sang mesin pembunuh iblis yang sempurna.

Diablo III: Eternal Collection

Masih berhubungan dengan replay value, usaha yang telah dilakukan Blizzard selama bertahun-tahun memastikan bahwa setiap uang yang dikeluarkan untuk membeli game ini sepadan dengan apa yang didapatkan. Setiap kelas menawarkan sebuah petualangan yang khas, ada banyak konten endgame yang ditawarkan, ajang musiman membuat para pemain terus kembali untuk bermain, dan game ini menawarkan beberapa mode co-op lokal yang terbaik (walaupun sebelum bermain, sepakatilah aturan mengenai bagaimana dan kapan kamu akan mengurusi manajemen inventori, ini akan menghindari perdebatan yang bisa muncul). Walaupun campaign yang meliputi game ini berdasar kepada linearitas, level-level sandbox menawarkan kebebasan yang cukup besar, dan ada rahasia-rahasia yang tersembunyi menunggu untuk ditemukan oleh para pemain yang penasaran.

Ketika campaign standarnya sudah diselesaikan, ada sejumlah kegiatan lain yang bisa dilakukan. Ekspansi terdahulu, Reaper of Souls dan Rise of the Necromancer bisa kamu mainkan terlebih dulu, dan kemudian Nephalem Rifts menawarkan cara baru dalam memainkan game ini yang menghadirkan faktor acak. Ada pula event musiman menjadi daya tarik yang bisa membuat para pemain kembali, ditambah juga dengan adanya perlengkapan, monster-monster, dan lokasi-lokasi baru yang terus ditambahkan setelah game ini diluncurkan.

Diablo III: Eternal Collection menawarkan serangkaian kegiatan begitu banyak untuk membuatmu tetap sibuk, dan seluruh paketnya dikemas dengan opsi untuk memainkannya secara co-op baik itu di rumah, maupun secara mobile. Ini terlihat lebih baik di platform lain dan harganya cukup tinggi untuk sebuah game yang kembali lagi setelah lebih dari setengah dekade, tetapi ini masih sebuah petualangan hebat yang melakukan transisi ke Switch dengan tidak ada banyak hal yang bisa dikeluhkan. Jika kamu memainkannya sampai habis di platform lain, maka kamu mungkin harus mempertimbangkan matang-matang sebelum membelinya, tetapi para pendatang baru dan mereka yang kembali setelah bertahun-tahun akan bersenang-senang membersihkan penjara-penjara bawah tanah dari monster-monster di sini.

HQ
Diablo III: Eternal CollectionDiablo III: Eternal CollectionDiablo III: Eternal CollectionDiablo III: Eternal Collection
09 Gamereactor Indonesia
9 / 10
+
Masih sebuah game yang hebat, banyak yang bisa dilakukan, replayability tanpa tanding, kelas-kelas yang brilian, desain yang sangat baik, frame-rate yang solid.
-
Downgrade visual, cukup mahal mengingat umurnya.
overall score
ini adalah skor dari jaringan kami. Bagaimana dengan kamu? Skor jaringan adalah rata-rata dari skor setiap negara

Teks terkait



Loading next content