Indonesia
Gamereactor
review
The Spectrum Retreat

The Spectrum Retreat

Sebuah game puzzle dengan narasi yang penuh lika-liku.

HQ

Pada April lalu kami memasukkan The Spectrum Retreat sebagai salah satu dari lima penemuan indie dari Rezzed. Game ini merupakan karya dari pemenang BAFTA Young Game Developer, Dan Smith. Alasan kami tidak membuat preview dari game ini adalah karena gameplay singkat yang kami mainkan ketika itu baru berupa demo gameplay dan sulit untuk melihat gambaran besar dan produk akhirnya dari situ. Dengan bantuan dari penerbit Ripstone Games, game ini dapat diselesaikan "sebuah game yang utuh", begitulah situs BAFTA mendeskripsikannya. Kini kami mendapatkan kesempatan untuk mencoba The Spectrum Retreat di PS4 untuk melihat bagaimana mekanika ini diimplementasikan. Tak hanya itu, juga untuk melihat apakah potensi yang ditunjukkan oleh Smith telah tersalurkan di game ini.

Game ini seperti memiliki dua bagian berbeda, di mana satu bagian berupa narasi sedangkan bagian lain adalah puzzle. Narasi yang diceritakan di sini adalah kamu bangun di sebuah tempat bernama Penrose Hotel tanpa tahu kenapa kamu bisa berada di sana. Yang kamu tahu adalah kamu bisa mendengar sebuah suara dari ponselmu yang mengatakan bahwa kamu perlu keluar dan harus waspada akan staf robot yang bekerja di hotel tersebut. Liburan di neraka, kira-kira begitu.

Kabur di sini bukan seperti di Shawshank Redemption, tapi lebih tentang mengakses kelimat lantai di hotel ini dengan menyelesaikan berbagai puzzle. Dengan menemukan ruangan-ruangan rahasia, kamu akan bertemu dengan puzzle-puzzle logika satu demi satu, dengan gol akhir menaiki sebuah elevator untuk melaju ke level dan lantai berikutnya.

Puzzle yang ada semuanya menggunakan warna. Dengan menekan tombol R2 ketika melihat sebuah balok, kamu dapat memindahkan warna yang ada di ponselmu ke balok tersebut atau mengambil warna dari balok itu dan menyimpannya. Sebagai contoh, jika kamu memiliki warna biru di ponsel tapi kami membutuhkan merah, kamu dapat menoleh ke balok merah untuk menukarnya. Kamu harus melakukannya untuk membuka pintu yang hanya bisa terbuka jika kamu memiliki warna yang cocok. Balok berwarna ini tidak bergerak dan hanya dengan menukarkan warna dari mereka (yang berada di posisi-posisi berbeda) lah kamu akan bisa menembus semua pintu.

Ini adalah iklan:

Bagaimana dengan kami sejauh ini? Kabar baik. Sebabnya Smith memberikan banyak elemen pelapis untuk membuat kami terus berpikir, termasuk titik-titik berwarna yang memungkinkan kamu teleport ke warna yang sesuai; panel-panel yang dapat membuat kamu berjalan di tembok dan langit-langit; dan sejumlah balok bergerak dan elemen lain yang akan mengisi pikiranmu. Pertama-tama, rasanya kamu hanya ke sana kemari mengubah warna yang sangat mudah dimengerti di beberapa level awal. Kamu juga bisa dengan mudah merencanakan apa saja yang harus dilakukan demi mencapai pintu elevator. Game ini mudah untuk diakses dalam hal premisnya yang simpel. Namun, seiring game berjalan, otakmu akan mulai pusing ketika harus memikirkan langkah apa saja untuk menyelesaikan sebuah level. Layaknya sebuah game puzzle yang bagus, ganjaran yang kamu dapat diakhir sangat memuaskan.

The Spectrum Retreat
The Spectrum RetreatThe Spectrum RetreatThe Spectrum Retreat

Awalnya, kami merasa bahwa dua bagian dari game ini terasa terpisah, di mana tak terasa adanya harmoni antara narasi yang kamu alami di hotel dengan puzzle yang kamu pecahkan. Bahkan gaya visualnya pun sangat berbeda. Namun, seiring game berjalan, pembagian ini ternyata adalah sebuah kesengajaan. Tanpa ingin memberikan spoiler terlalu banyak, dua bagian ini menyatu menjadi dengan cara yang sangat aneh dan menarik.

Ini adalah iklan:

Kami harus mengatakan bahwa ini adalah game puzzle yang diberikan bumbu narasi demi memberikan konteks belaka, karena cerita yang disisipkan tak hanya menarik, tetapi juga mengejutkan. Melakukan rutinitas yang sama dengan cara menghadiri sarapan setiap pagi agar tidak membangkitkan kecurigaan dari para staf hotel sudah lumayan menyusahkan. Namun, semuanya menjadi lebih aneh ketika para manekin nirwajah itu mulai mengikutimu dan berkelakuan aneh. Ada sedikit bau-bauTwilight Zone di sini, dan banyak lika-liku dari cerita di Penrose ini.

Ngomong-ngomong soal bau, atau lebih tepatnya inspirasi, sulit untuk tidak menyandingkan kata "robot" dan "first-person puzzle" tanpa teringat akan Portal kreasi Valve. Memang terasa ada hubungan antara kedua game tersebut. Di mana Portal mengandalkan humor gelap, sedangkan The Spectrum Retreat lebih terasa serius dan memosisikan dirinya sebagai thriller dibandingkan hal lain. Sementara itu, puzzle-nya cukup berbeda dan memiliki kualitas yang mampu membuatmu lupa akan GLaDOS.

Sebuah cerita yang bagus tentunya membutuhkan pemain untuk menyatu ke dalamnya. Dalam hal ini, cukup mudah untuk tersedot dalam dilema ketika berada di Penrose Hotel, di mana segalanya tampak indah, bertabur desain art deco dan dipoles secara sempurna oleh desainer game dan staf hotelnya. Kontrasnya kegelapan ruangan puzzle dan gemerlapnya kemewahan Penrose bekerja dengan baik karena poin-poin yang tak bisa kami jelaskan demi menghindari spoiler. Tapi mungkin yang paling membantu adalah soundtrack yang memberikan ketajaman bagi momen-momen penting, tanpa menjadi terlalu menonjol. Lingkungan yang ada pun memberikan kontribusi terhadap cerita, menyatu dengan ingatanmu seiring terungkapnya alasan kamu ada di sana.

Setelah melihat The Spectrum sejenak saat itu, kami menahan penilaian karena masih ragu bagaimana gameplay game ini ketika diterjemahkan ke dalam game utuh. Kini, setelah duduk manis memainkan versi jadinya, kami merasa produk akhir game ini mampu memenuhi potensi awalnya. Bahkan melebihi ekspektasi kami.

HQ
The Spectrum RetreatThe Spectrum RetreatThe Spectrum Retreat
09 Gamereactor Indonesia
9 / 10
+
Desain art deco yang indah. Mudah dipelajari namun semakin sulit. Kisah yang menarik. Atmosfer yang membuat bergidik. Cerita yang penuh kejutan.
-
Agak kaku dalam pendekatannya.
overall score
ini adalah skor dari jaringan kami. Bagaimana dengan kamu? Skor jaringan adalah rata-rata dari skor setiap negara

Teks terkait



Loading next content