Indonesia
Gamereactor
preview
Total War: Three Kingdoms

Total War: Three Kingdoms

Creative Assembly beralih pada era Three Kingdoms, yang tampak menjadi Total War paling ambisius sejauh ini.

HQ
HQ

Secara umum, ada dua cara untuk memainkan campaign utama di Total War: Three Kingdoms. Satunya adalah Record Mode yang tampaknya akan mirip dengan game Total War berlatar belakang sejarah pada biasanya. Satu lagi adalah Romance Mode, sebuah perombakan di formula yang sudah disempurnakan oleh studio tersebut selama bertahun-tahun. Di sini figur-figur penting di era Three Kingdoms Tiongkok digambarkan dengan superlatif, dengan tokoh-tokoh yang bak memiliki kekuatan super. Belum bisa dibilang fantasi, tetapi melihat apa yang studio ini kerjakan dalam beberapa tahun terakhir (Warhammer), tak heran mereka mengambil periode ini dengan desain demikian.

Alasan lain kenapa Creative Assembly memilih Tiongkok masa 190 Masehi adalah periode tersebut merupakan sebuah era di mana para panglima perang yang haus kekuasan berselisih dan terjadinya kecamuk politik. Berlatar sesaat setelah pemberontakan Yellow Turban dan kejatuhan dari Dynasty Han, dataran tersebut sedang terpecah belah. Berperan sebagai salah satu pemain kunci di era tersebut, kamu akan ditugaskan untuk menyatukan kembali Tiongkok dan akhirnya menjadi Kaisar.

Di game Total War akhir-akhir ini, kita melihat lebih banyak karakter dan tema naratif yang lebih kuat, dan tampaknya itulah yang akan dilanjutkan di Three Kingdoms. Figur-figur terkenal dari era tersebut seperti Lie Bei membentuk inti dari campaign, dan mereka akan dua kali lebih penting jika kamu memilih memainkan Romance. Kata "squishy" digunakan lebih dari sekali untuk mendeskripsikan karakter yang sama di Record Mode, jadi pemain dapat memilih apakah ingin mementingkan para karakter utama atau lebih memilih segalanya lebih natural. Bagi kami sendiri, ketika game ini mendarat Maret nanti tampaknya kami akan lebih banyak bermain Romance Mode.

Ini adalah iklan:
Total War: Three KingdomsTotal War: Three Kingdoms

Evolusi bertahap dari Total War diteruskan di sini, dengan CA mempercantik elemennya di sana sini. Namun, dengan usaha keras dari studio ini untuk menghadirkan berbagai fitur dan perubahan yang ada, maka perlu beberapa jam untuk kembali mempelajari game ini kembali. Seperti biasa, ada seorang penasihat yang akan membantumu membiasakan diri akan menu-menu yang banyak dan mekanika dasar. UI-nya sangatlah ramai, bahkan bagi seorang pemain lama, kamu akan perlu waktu untuk terbiasa.

Meski kadang terasa terlalu ramai (kami bahkan tak sempat sampai ke akhir demo 30 giliran ini), namun tampilannya begitu cantik. UI dari game ini memiliki gaya seni layaknya lukisan, begitu juga dengan gaya keseluruhan dari game yang mencerminkan budaya, daerah, dan periodenya. Tim artis dari game patut berbangga hati atas karya mereka. Terdapat pula beberapa sentuhan baik, seperti animasi dari tile unit yang muncul ketika mereka ditembaki - sebuah detail yang mencolok tapi praktis yang kami sukai. Yang terbaik adalah skill tree, yang merupakan salah satu desain skill tree paling elegan yang pernah kami lihat.

HQ
Ini adalah iklan:
HQ

Ketika membicarakan perluasan dan peningkatan wilayah kekuasaan, CA telah memperkenalkan lima elemen berbeda yang saling bertautan dan berlawanan. We Xing, atau lima fase elemental yang memiliki warna tersendiri, merupakan suatu detail yang harus kamu perhatikan, meski seberapa mudah ini dipahami masih harus kami telaah lagi. Pada gameplay yang kami akui cukup singkat ini, kami tak memiliki cukup waktu untuk benar-benar memahaminya.

Kelima elemen ini berhubungan dengan caramu mengembangkan kerajaan. Jadi jika satu elemen memungkinkanmu untuk meningkatkan produksi makanan (sesuatu yang terlihat sangat penting di Three Kingdoms dan satu lagi hal yang belum begitu kami kuasai pada sesi demo ini), sementara yang lain akan memberimu keuntungan di area lain, seperti perdagangan dan komersial.

Bagian lain dari seri ini yang mendapatkan perubahan adalah progresi karakter. Sekali lagi kamu bisa meningkatkan level dari para jenderal dan karakter kunci lain di dewanmu dan memberi jabatan bawahan terpercayamu di mana pun kamu mau. Namun presentasinya telah diperbagus dan karakter-karakter terkenal dari era ini mendapatkan ruang untuk beraksi.

Lagi-lagi sistemnya terasa begitu ramai dan banyak hal yang terjadi dalam satu waktu. Namun dengan sedikit waktu dan kesabaran tampaknya ada banyak strategi yang siap untuk dijelajahi, dengan relasi antarkarakter menjadi kunci utama. Di samping itu, diplomasi dibongkar habis (menurut kami ini sangat diperlukan) dan kami diberitahu bahwa akan ada lebih banyak dialog bermakna dengan pemimpin-pemimpin faksi yang digerakkan oleh AI. Interaksi-interaksi ini, begitu juga yang terjadi di meda perang, akan memberikan input kepada campaign secara keseluruhan dengan lebih banyak sentuhan personal. Setidaknya, itulah rencananya.

Total War: Three Kingdoms

Kami memainkan campaign sebagai Liu Bei, menyingkirkan pemberontakan Yellow Turban, sebelum beralih ke wilayah tetangga. Kami tidak terlalu jauh bermain, tapi satu aspek yang langsung menarik mata kami adalah peta campaign yang kami pikir indah (gaya seni lukisan itu benar-benar menarik hati kami). Mengawal campaign di Propinsi Dong, kami mulai menyebarkan pengaruh kami di region sekitar, meski tak semuanya harus dengan baku hantam. Satu contoh adalah di mana kami mewarisi sebuah daerah yang dikuasai oleh tetangga kami yang sudah tua renta, sementara ada diskusi diplomatik lokal yang akan memengaruhi campaign-mu. Meniru era ini artinya akan ada aliansi-aliansi yang dibuat di berbagai tempat, dan akan ada pula kesempatan untuk mengeksploitasi hal ini karena adanya politik di dalam faksi yang berada di luar kendalimu.

Meski begitu, mengelola tingkat kepuasan dari populasi dan berinteraksi dalam intrik politik hanyalah salah satu bentuk dari keseluruhan pengalaman Total War. Di atas medan peranglah game ini kebanyakan bertumpu. Penekanan CA pada figur historis memberi pengaruh dalam banyak hal, yang paling terlihat ada pada duel yang terjadi antara figur-figur tertentu ketika berperang. Dengan memilih salah satu jenderalmu, kamu bisa menantang jenderal musuh satu lawan satu. Jika petarungmu menang, maka ini akan menjadi sebuah keuntungan besar dari segi mental. Duel ini sendiri terjadi di tengah-tengah peperangan. Mudah untuk terlena dalam narasi mikro ini (terutama dengan segala bacotan para karakter di tengah duel) ketika nyatanya ada hal lain yang harus kamu perhatikan.

Total War: Three Kingdoms

Menggunakan unit-unit yang diambil dari buku sejarah dan didesain secara rumit, faksi-faksi bertarung di berbagai jenis medan perang. Terjadi penyergapan, pertempuran kecil merebut sumber daya, dan satu batalyon penuh pasukan yang beradu senjata secara reguler. Secara keseluruhan, ini merupakan pengalaman Total War yang diketahui dengan baik oleh para fans, meski ada perubahan-perubahan yang menyesuaikan dengan tema yang dibawa. Mungkin tambahan favorit kami adalah adanya fase persiapan sebelum pertarungan real-time dimulau, di mana CA mengimplementasikan sistem auto-sort yang menyusun pasukanmu di sebuah formasi logis. Hal ini membuat pemosisian pasukan sebelum pertarungan tak terlalu melelahkan (kecuali kamu menyukai hal-hal detail, kamu masih bisa melakukannya sendiri).

Setelah memainkan beberapa giliran dan bertarung di beberapa peperangan, kami bisa pulang dengan perasaan tenang atas apa yang kami lihat dan mainkan. Namun, kami juga sadar bahwa terdapat banyak sistem rumit yang berjalan di sana dan sulit untuk mengatakan seberapa intuitifkah produk finalnya nanti. Meski kami percaya studio ini akan mampu melakukannya, Tiongkok era Three Kingdoms merupakan salah satu era yang paling menantang yang dapat mereka pilih. Kami akan mengetahui lebih banyak ketika kami akhirnya duduk di depan gamenya ketika rilis Maret nanti. Tapi jika dilihat dari dua jam kami bersama game ini di London, CA tampak sedang meramu sebuah game Total War yang ambisius di sini.

HQ
Total War: Three KingdomsTotal War: Three KingdomsTotal War: Three KingdomsTotal War: Three Kingdoms

Teks terkait

0
Total War: Three KingdomsScore

Total War: Three Kingdoms

REVIEW. Ditulis oleh Matti Isotalo

Mari menuju masa Three Kingdoms di Tiongkok, sebuah era yang penuh intrik politik dan kisah heroik.



Loading next content