Indonesia
Gamereactor
preview
Total War: Three Kingdoms

Total War: Three Kingdoms - Impresi Awal

Sebuah Total War yang lebih personal.

HQ
HQ

Jika seseorang mengatakan kepadamu bahwa sudah lima tahun sejak entri utama Total War yang mengangkat sejarah (maaf Atilla), mungkin kamu tidak memercayai mereka. Tentu banyak judul Total War lain yang muncul setelah Total War: Rome II yang rilis tahun 2013 lalu. Tapi selain seri Arena, Warhammer, dan Saga, tak ada iterasi utama yang muncul setelah Rome II. Kini, Creative Assembly membuka lahan baru dengan mengambil latar belakang Cina masa Three Kingdoms, sebuah era yang penuh dengan intrik politik dan penaklukkan.

Game ini dimulai pada tahun 190 Masehi. Bagi kamu yang sudah familier dengan sejarahnya, waktu ini memang diambil dari peristiwa sejarah yang ada di buku Records of the Three Kingdoms dan juga novel Romance of The Three Kingdoms (yang ditulis pada abad 14). Banyak hal yang familier, walaupun kamu bukan ahli sejarah, karena banyak dari kita yang setidaknya telah memainkan Dynasty Warriors satu atau dua kali seumur hidup.

Era ini memang cocok untuk digodok oleh Creative Assembly. Engine Total War yang sangat baik dalam hal pertarungan ala batu-kertas-gunting, seperti halnya kavaleri, pikemen, dan pemanah. Membuat formasi dan mengapit musuh adalah kunci dari kesuksesanmu di medan perang. Walaupun begitu, jangan sangka bahwa Total War: Three Kingdoms memiliki terlalu banyak kesamaan dengan seri Total War sebelumnya. Latar dan keadaan dari konflik telah mengubah desain seri ini dari biasanya. Karakter-karakter legendaris yang ada di Romance of the Three Kingdoms membutuhkan penanganan tersendiri dibandingkan jendral dari seri sebelumnya. Mereka memiliki hubungan satu sama lain, memiliki pengikut sendiri dan dapat berganti pihak jika menguntungkan mereka.

Ini adalah iklan:
Total War: Three KingdomsTotal War: Three Kingdoms

Mengelola sekutu dan rival akan menjadi bagian penting di game ini. Komponen seperti duel dan sejenisnya akan memiliki efek besar dari pertarungan. Demikian pula untuk bangunan. Bangunan yang hancur ketika terjadi pengepungan kini akan runtuh juga di strategy map, yang artinya kamu harus lebih berhati-hati dalam memilih taktik, tergantung bagaimana kamu berencana memanfaatkan kota tersebut. Akan ada pula pilihan dalam metode menembus dinding pertahanan kota dan menyerang dari berbagai arah, menghadirkan lebih banyak variasi taktik.

Kami sempat menyebut duel, ini adalah salah satu mekanik utama baru di mana dua kesatria menantang satu sama lain di medan perang. Hal ini akan berpengaruh terhadap hubungan-hubungan. Sebuah kemenangan di sini dapat mengubah kekalahan menjadi kemenangan karena pasukan dari jendral yang kalah akan kehilangan moral dan kabur. Penting untuk memilih pendekar yang tepat, begitu juga untuk menjaga sang ahli strategi dari bahaya. Ahli strategi memberikan keuntungan bagi semua unit, tapi mereka tidak jago dalam bertarung. Dengan begitu, ia harus berada di belakang dan dalam jarak aman. Seorang pendekar sakti seperti Lu Bu dapat bisa saja memenangkan perang dengan tangan sendiri, walaupun di demo kami melihatnya kabur setelah beberapa duel. Kamu bisa menginterupsi duel ketika kamu tak ingin kehilangan unit tersebut (beberapa pendekar terhormat lebih cenderung melepas musuh yang ia kalahkan dan mendapat nilai baik di mata musuh dan anggota keluarganya), tapi ada biaya yang harus dibayar karena hal ini tidaklah terhormat. Begitu juga dengan menyergap dan berkhianat, tentunya.

Total War: Three KingdomsTotal War: Three Kingdoms
Ini adalah iklan:

Saat demo, kami diberitahu bahwa banyak hal yang ditambahkan ke dalam AI ketika bertahan. Kini pasukan tak hanya mundur ke markas ketika dinding telah ditembus. Kini mereka mencari titik sempit yang dapat dijadikan pertahanan melawan pasukan yang menyerang. Hal ini membuat pertahanan menjadi sedikit lebih tahan lama dan mungkin saja dapat membuat pertarungan berbalik arah.

Dari segi gaya dan visual, Creative Assembly beralih kepada peradaban Cina kuno untuk mencari inspirasi. Hal tersebut menghasilkan paduan warna yang sangat berbeda. Dalam banyak hal, ini membantu kami untuk membaca medan perang lebih jelas. Kami tak diberi kesempatan untuk melihat strategic map di E3, yang sangat disayangkan, karena dari yang kami lihat mungkin bagian inilah yang paling banyak mendapat tambahan secara visual.

Game ini merupakan arah baru yang berani bagi seri ini, tak hanya dari segi latar, tetapi juga fokus kepada individu daripada pasukan (bukan berarti pasukan tidak ada ya). Sebuah arahan yang membuat kami penasaran untuk mainkan lebih lanjut.

HQ

Teks terkait

0
Total War: Three KingdomsScore

Total War: Three Kingdoms

REVIEW. Ditulis oleh Matti Isotalo

Mari menuju masa Three Kingdoms di Tiongkok, sebuah era yang penuh intrik politik dan kisah heroik.



Loading next content