Indonesia
Gamereactor
berita
Red Dead Redemption 2

Beberapa pegawai Rockstar angkat bicara mengenai kondisi kerja

Ada pula mantan pegawai yang menceritakan kondisi kerja negatif di masanya.

HQ

Di tengah kontroversi yang muncul dari pernyataan co-founder Rockstar Games, Dan Houser, mengenai kondisi kerja di perusahaan game tersebut (yang disusul oleh klarifikasi dari orang yang bersangkutan), beberapa pegawainya pun turut buka suara terkait hal tersebut.

Salah satunya adalah Rob Nelson dari Rockstar North, yang diwawancarai oleh The Guardian. Ia mengakui bahwa studio tersebut masih dapat meningkatkan kondisi kerja mereka, tetapi juga membela perusahaan tempat ia bekerja.

Ketika ditanya bagaimana mereka mengelola staf, Nelson menjawab, "Sebaik yang kami bisa, dan ini merupakan sesuatu yang ingin terus kami kembangkan terus. Kami berkembang secepat yang kami bisa, dan kami membentuk departemen kami sesuai kebutuhan, karena kami tidak ingin orang-orang bekerja terlalu keras."

"Apakah kami bekerja keras dan terdapat lembur dan usaha ekstra? Ya, ada. Apakah ini sesuatu yang terjadi secara reguler dengan durasi panjang atau sebagai proses yang diterima, atau sebagai 'prestasi tersendiri'? Tidak. Kami selalu mencoba meningkatkan bagaimana kami bekerja dan menyeimbangkan antara apa yang kami buat dengan bagaimana kami membuatnya, dan kami tidak akan berhenti memperbaiki area ini."

Baru-baru ini, The Guardian mendapatkan sebuah dokumen yang menunjukkan jam kerja yang tercatat dari para staf di studio tersebut, dan tak ada satupun yang mendekati 100 jam per minggu yang pertama kali memulai debat hangat ini. Secara rata-rata, jam kerja mingguan yang tercatat untuk tahun ini adalah mulai dari 42,4 jam hingga 45,8 jam, alias 8-9 jam per hari.

Sementara itu, beberapa ada beberapa pegawai dan mantan pegawai Rockstar yang angkat bicara mengenai hal ini. Pertama-tama ada Job J. Stauffer, yang mengerjakan Grand Theft Auto IV, yang menjabarkan kondisi kerja mereka yang tidak sehat di masa itu (lebih dari 10 tahun lalu). Ia mengklaim bahwa ia diminta untuk tetap bekerja pada akhir pekan.

Ada pula yang membela Rockstar, seperti Vivianne Langdon dari Rockstar San Diego, yang menceritakan pengalamannya di perusahaannya tersebut. Ia berkata bahwa jika ada lembur, hal ini tidak ekstrem dan kebanyakan berasal dari inisiatif sendiri.

Satu lagi yang membela adalah dari Phil Beveridge yang menggambarkan kondisi kerja yang sama sekali jauh dari jam kerja yang ekstrem.

Sepertinya Rockstar memang memiliki masalah jam kerja di masa lalu, dengan kesaksian eks pegawai dan laporan yang mendukungnya. Untuk sekarang, sepertinya mereka telah memperbaiki hal tersebut, meski perlu diingat juga sulit rasanya bagi seorang pegawai untuk menjelek-jelekkan perusahaan mereka di muka umum.

Red Dead Redemption 2

Terima kasih, Segmentnext.

Teks terkait



Loading next content